Sabtu, 21 Mei 2011

Etnik, Kekuatan Indonesia Saingi Brand Internasional


TAMPIL fashionable kini sebuah kebutuhan bagi semua orang. Dan salah satu pemuasnya adalah menggunakan busana ready to wear alias siap pakai yang dinilai lebih membumi.

Dibandingkan dengan busana couture yang berkemas eksklusivitas, busana ready to wear yang lebih membumi memiliki peminat tinggi. Selain karena modelnya yang mengikuti selera pasar dan lebih wearable, tawaran harga pun tak terlalu mencekik. Hal inilah yang kemudian menggugah para desainer untuk mencoba mencipta kreasi ready to wear.

Deden Siswanto, Ketua APPMI Jawa Barat dalam sesi konferensi pers yang berlangsung di Harris Hotel & Convensions Kelapa Gading, Jakarta, Jum'at (20/5/2011) mengatakan, sedianya busana yang diciptakan para desainer tidak hanya menjual mimpi dalam runway, tapi juga wearable. Saat ini, kenyataannya manusia memerlukan busana siap pakai. Ini adalah wacana baru untuk dunia fesyen Indonesia.

Senada dengan pernyataan Deden, desainer senior Poppy Dharsono pun mengutarakan hal yang sama. "Fesyen itu memang wajib huru-hara dalam menampilkan koleksinya. Tapi ada hal penting yang harus diperhatikan yakni busana tersebut harus bisa dipasarkan dan dipakai masyarakat. Jadi tidak bersifat ilusi semata dan kemudian masuk gudang, tetapi juga bisa digunakan para pecinta mode, " ungkapnya.

Untuk itulah, para desainer dituntut membaca secara cermat selera pasar sehingga dapat menciptakan busana yang wearable sehingga masyarakat pun melirik. Dengan suhu pasar yang meningkat, gairah ready to wear pun menggeliat.

Ya, harapannya adalah dengan meningkatnya permintaan menandakan bahwa gairah pasar busana ready to wear sangatlah potensial. "Kita semua harus terus berjuang agar fesyen tanah air dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri. Meskipun kenyataanya tidaklah sesulit yang Anda bayangkan, kita jangan pernah mengacuhkan label dalam negeri di antara jubelan brand ready to wear asal luar negeri. Justru, kita perlu mengedepankan touch of etnik, nuansa elegan, serta kemasan pricing yang tepat," tutur Poppy, semangat.

1 komentar: