Sabtu, 21 Mei 2011

13 Desainer APPMI Adu Kreasi Busana Ready to Wear


GELIAT busana ready to wear mulai terasa seiring dengan permintaan pasar yang meningkat terhadap produk busana yang lebih membumi tersebut. Alasan itu pula yang menyatukan 13 desainer APPMI menyuguhkan ragam busana siap pakai dalam panggung Jakarta Fashion Food Festival (JFFF) di hari ke-7, Jum'at (20/5/2011) malam bertempat di Grand Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading, Jakarta.

Eksplorasi kreasi memang tak pernah berhenti. Dalam pergerakannya, selalu saja ada sentuhan baru sebagai nilai pembaruan yang kian mempercantik hasta karya sang desainer. Begitupun halnya ketika seorang desainer melahirkan ide dalam ragam busana ready to wear, keliaran ide yang membuncah tertuang indah dalam potongan busana nan menawan. Aura itulah yang tergambar dalam pagelaran busana ready to wear JFFF.

Malam itu, organisasi APPMI yang menjadi pendukung acara menyuguhkan rangkaian indah lewat busana ready to wear dari para anggotanya. Sebanyak 13 desainer turut ambil bagian dalam sesi ini, diantaranya Padmo Gardjito, Anastasia, Dewi Syifa, Anwar Dani, Uke Toegimin, Dana Rahardja, Lisa Reza, Wignyo Rahadi, Ariani Pradjasaputra, Arifan Mas, Poppy Dharsono, Taruna K Kusmayadi, dan Lenny Agustin.

Dari ketiga belas desainer tersebut, masing-masing menerjemahkan konsep ready to wear dalam beberapa tema yakni modern dan etnik kontemporer. Pada nuansa moderen, Padmo Gardjito yang mengambil tema "Simplicity of Dimension" mencoba mengetengahkan busana sehari-hari dan pesta dengan permainan detail obi dan ikat pinggang dan dipadu padan dengan blus berlipit dan celana ketat bertekstur untuk busana harian. Sementara untuk busana pesta, Padmo menyuguhkan terusan panjang dengan detail menggelembung di bagian bawah sehingga membuat penampilan terlihat glamor.

Desainer yang juga menyajikan tema modern lainnya adalah Anwar Dani. Desainer asal Sumatera Utara ini menyuguhkan tema "Elegant Twist". Anwar terinspirasi dari tiga wanita yang merupakan fashion icon dunia, yakni Audrey Hepburn, Grace Kelly dan Jackie O. Tak heran, busana yang disuguhkan sangat klasik dan elegan namun terkesan fresh. Dalam busananya, Anwar menyajikan cardigan ala Chanel yang dikombinasikan dengan bikini top dan fullskirt dengan tampilan lebih pendek agar tampak lebih ringkas.

Sementara itu, untuk nuansa etnik kontemporer dihadirkan Wignyo Rahadi, Ariani Pradjasaputra, Uke Toegimin, Poppy Dharsono, Taruna K Kusmayadi, Lenny Agustin, dan Dana Rahardja.

Wignyo, misalnya, mengangkat naturalisasi tenun dimana tenun Rangrang dari Nusa Penida dikembangkan dan dikombinasikan dengan motif-motif kontemporer dan tercipta dalam busana simpel dan modern tanpa meninggalkan sisi etniknya.

Desainer lain yang aktif mengolah kain adati adalah Poppy Dharsono. Malam itu, Poppy menghadirkan tema "Fascinate of Tenun". Poppy mengangkat tenun Lombok dalam potongan gaun panjang dengan permainan detail dan layer pada bagian lengan. Dengan aksen tersebut, busana Poppy tetap menampilkan sisi eksotis wanita yang memakainya dalam agenda harian.

Tak kalah menarik, desainer berbakat Lenny Agustin mengetengahkan tema "Intoxicating Blossom". Seperti ciri khasnya, potongan mini dress yang atraktif dan colourfull ditampilkan Lenny pada kesempatan tersebut.

"Saya ingin menampilkan unsur cara berpakaian bangsawan Inggris dengan style yang ekspresif sehingga busananya penuh warna dan elemen-elemen bunga dengan tetap menggunakan kain Indonesia," cetusnya.

Secara keseluruhan, semua kekayaan dan eksplorasi ready to wear memang coba diterjemahkan para perancang. Meski ada penuangan tema yang sedikit berbeda satu sama lain, mereka semua disatukan dalam pagelaran koleksi siap pakai untuk sesi evening wear.
(ftr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar