Kamis, 28 April 2011

Industri jepang Alami Kemerosotan Terbesa Dalam Sejarah

Tumpukan kabel besi yang nampak berkarat dan hancur oleh serangan 
tsunami yang melanda Jepang, 20 April 2011. Hasil industri Jepang turun 
di bulan Maret saat gangguan dalam rantai pasokan terus memukul 
produksi. (Foto: Reuters)

TOKYO (Berita SuaraMedia) – Hasil industri Jepang turun di bulan Maret saat gangguan dalam rantai pasokan terus memukul produksi. Hasil pabrik turun 15.3%, penurunan terbesar dalam produksi di negara tersebut.
Rekor sebelumnya adalah penurunan 8.6% di bulan Februari 2009 pasca krisis finansial global.
Menyusul angka tersebut, Bank of Japan membiarkan suku bunganya tidak berubah dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan.
BOJ telah menjaga agar biaya peminjaman berada pada tingkat rendah antara nol sampai 0.1% saat negara itu berjuang untuk pulih dari dampak gempa bumi dan tsunami bulan lalu.
Dampak terbesar dari bencana ganda itu dirasakan oleh infrastruktur dan rantai pasokan Jepang.
Itu mengakibatkan terpukulnya manufaktur Jepang oleh krisis komponen utama dan suku cadang.
Terdapat juga krisis pasokan listrik di beberapa wilayah akibat kerusakan yang dialami oleh pembangkit listrik akibat gempa dan tsunami.
Kombinasi dari dua faktor itu menyebabkan dihentikan atau dibatasinya produksi di pabrik-pabrik di beberapa manufaktur terbesar Jepang.
Analis mengatakan situasi itu kemungkinan besar belum akan kembali normal dalam waktu dekat.
"Hasil industri mungkin tidak akan kembali seperti sebelum gempa sampai bulan Oktober-Desember," ujar Kiichi Murashima dari Citigroup Global Markets.
"Perusahaan telah memprediksi kenaikan hasil di bulan April dan Mei, tapi aku ragu perusahaan bisa memprediksi dengan akurat seberapa cepat rantai pasokan akan pulih," tambahnya.
Sementara kerusakan oleh gempa dan tsunami terhadap perekonomian dan infrastruktur Jepang telah menyebar, produsen mobil negara itu menjadi salah satu yang terpukul paling keras.
Produsen mobil tidak membawa persediaan suku cadang bersama mereka.
Industri itu sangat bergantung pada fungsi efektif dari rantai pasokannya untuk memastikan suku cadang dikirimkan tepat waktu untuk digunakan di bagian perakitan.
Akibatnya, gangguan yang dialami rantai pasokan Jepang telah menghentikan sektor otomotif negara itu secara darurat.
Toyota Motors dan Honda telah melaporkan bahwa hasil produksi mereka turun 63% di bulan Maret, sementara produksi Mazda menurun 54%.
Analis mengatakan bahwa pemulihan dalam hasil industri Jepang akan bergantung pada seberapa cepat sektor otomotif bisa kembali. (rin/bbc) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar